Kurang lebih 15 tahun berkiprah di Kampus dan telah menghasilkan 16 angkatan,Tidak terasa Hizbul Wathan Qobilah Universitas Muhammadiyah
makassar akan menuju pada Musyawarah Qabilah IX, (10-11 Mei 2014).Secara umum Musyawarah Qabilah/besar merupakan wadah pengambilan keputusan
tertinggi dengan berbagai dialegtika,pro kontra pun menjadi warnanya,semua terjadi dengan tujuan dan dalih ingin memperbaiki keadaan,untuk
perkembangan organisasi sesuai dengan persepsi masing-masing para peserta musyawarah,seperti itulah kira-kira dinamika dalam setiap ajang
musyawarah yang kemudian memutuskan siapa yang kemudian menjadi pemimpin.
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Qabilah Universitas Muhammadiyah makassar merupakan sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa,wadah Bagi para mahasiswa
yang bermInat dengan kegiatan kepanduan yang tentunya mempunyai latar belakang inteletualitas,kehidupan dan paradigma yang berbeda-beda sebelum
mereka menjadi anggota maupun ketika mereka telah menjadi anggota yang kemudian memutuskan untuk melebarkan rasa keingintahuan mereka dengan
bergabung ke berbagai lembaga-lembaga mahasiswa yang berada di internal maupun eksternal Unismuh Makassar,hal inilah yang menjadi pemicu sebuah
dinamika dalam musyawarah (menunjukkan eksistensi dengan berdialegtika)sehingga kadang mengenyampingkan hakikat musayawarah itu sendiri,namun
semuanya harus tetap dipahami dengan tujuan mencari sebuah titik temu dalam pandangan para peserta Musyawarah.
"Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Allah dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan)
dengan musyawarah antara mereka..."
(QS. Asy-Syuro/42 : 38)
Implementasi mekanisme musyawarah dapat kita teladani secara konkrit melaalui literatur sirah nabawiyah dan sahabiyah yaitu pasca wafatnya
Rasulullah Saw. Ketika para kabilah melakukan musyawarah dalam menentukan kepemimpinan waktu itu. Dalam hal kepemimpinan para sahabat sangatlah
berhati-hati dan selektif seperti Abu Bakar Siddiq, Umar bin Khatab, Usman bin Afan, Ali bin Abu Thalib,dll mereka semua adalah Generasi Pertama
(Ashabiqqunal Awwalun) yang berkumpul melakukan musyawarah pada waktu itu guna memilih pemimpin (khalifah) yang layak menggantikan kepemimpinan
Rasulullah Saw.
Bermusyawarahlah mereka dengan jujur, adil, arif dan bijaksana. Hingga akhirnya mereka dengan sepakat memilih dan membai’at Abu Bakar Siddiq
sebagai Khalifah pada waktu itu menggantikan kepemimpinan Rasulullah Saw dengan keputusan yang adil dan rasa ikhlas di hati ummat Islam pada
waktu itu.
Musyawarah adalah salah satu mekanisme pengambilan keputusan yang diadopsi dari ajaran Islam yang diturunkan Allah SWT melalui surat Asy-
Syuro artinya Musyawarah yang mengajarkan kepada kita bagaimana etika dan mekanisme bermusyawarah untuk meraih mufakat sehingga dapat
dipertanggung jawabkan di dunia kepada khalayak luas dan kelak diakhirat kepada Allah SWT. Keputusan musyawarah adalah hasil kesepakatan bersama
bukan keputusan sepihak apalagi keputusan yang bersifat subyektif dari orang-orang tertentu,namun hendaklah keputusan hasil kesepakatan bersama.
Dalam Musyawarah hendaknyalah pengambilan keputusan untuk organisasi bisa disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan anggota dan organisasi tanpa
melepaskan tujuan utama atau landasan prinsipil organisasi tersebut.
Menuju Pemimpin yang ideal
Melihat sebuah postingan yang poskan oleh Wanha Syhrir Gafsan (Markisa XV) di Group Hizbul Wathan Qabilah Unismuh Makassar
"Pilihlah pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan, tdk sekedar ingin dikenal tetapi mampu menjalankan amanahx
sebagai ketua umum. gambaran seorang pemimpin dapat
terlihat melalui kinerja semasa keanggotaannya, yg memiliki
kegelisahan dengan realita, dan mampu membuka peluang
pengembangan kader. siapapun yg terpilih tujuan tetap
sama.. Salam Hizbul Wathan,,".
Menurut saya postingan tersebut merupakan sebuah apresiasi tentang kegelisahan seorang kader yang menginginkan pemimpin Hizbul Wathan yang ideal
sekaligus merupakan sebuah usulan pemikiran untuk para kader yang ingin menjadi nakhoda Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Qabilah Universitas
Muhammadiyah Makassar.yang walau menurut saya tidak ada pemimpin maupun kepemimpinan yang sempurna yang ada adalah menuju kesempurnaan melalui
proses.
Dalam organisasi,seorang pemimpin sebaiknya melibatkan civitas anggotanya dalam mengambil sebuah keputusan karena yang demikian itu akan lebih
membawa maslahat dan tanggung jawab bagi semua anggota, sehingga dalam menjalankan program kerja nanti, ada rasa memiliki.
Pemimpin adalah cerminan dari sebuah organisasi karena yang pertama kali dilihat oleh khalayak luas adalah pemimpinnya. Maka berhati-
hatilah dalam memilih seorang pemimpin sebisanyalah dalam menentukannya harus disesuaikan dengan tahapan ketika dia berproses dalam menciptakan
sinergitas secara vertikal maupun secara horisontal.
Dalam konteks Hizbul Wathan menurut saya Pemimpin yang layak adalah pemimpin yang bisa diterima tidak hanya dikalangan internal anggota,
tetapi juga di luar anggota. Oleh karena itulah karakteristik sekunder seorang pemimpin disesuaikan dengan era,kebutuhan dan medan
juangnya,karena setiap masa akan ada beberapa perubahan dan perubahan itu harus mampu di cermati dan ditanggapi dengan praksis gerakan yang
memerlukan mental dan kecerdasan berfikir yang mantap dari seorang pemimpin.
Seorang pemimpin haruslah memiliki muwashofat primer dan
sekunder yang sesuai medan geraknya.Seorang pemimpin hendaknya memiliki Iman dan fundamen aqidah yang kokoh sebagai cerminan nilai-nilai
Religius yang tinggi. Seorang pemimpin juga harus mempunyai karakter Organisatoris yang handal dengan
mempunyai pengalaman dan keterampilan (skill) berorganisasi. Seorang pemimpin juga haruslah orang yang Cerdas sehingga mampu menyelesaikan
permasalahan dengan efektif. Seorang pemimpin harus berjiwa Humanis dengan suka membaur dengan anggotanya dan merakyat sehingga dicintai
anggotanya. Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan Manajerial yang tinggi dan rapih sehingga mampu menerapkan konsep manajemen SDM untuk
membangun kesolidan kerja dalam team bahkan "menajemen konflik" hingga "win win solution".Seorang pemimpin juga harus seorang yang Aktif karena
kehadirannya dalam setiap acara dan kegiatan tidak hanya sekedar memberikan kata sambutan acara namun dapat memberikan spirit dan motivasi
anggota, kehadirannya tetaplah sangat diharapkan karena dapat memberikan nilai-nilai keteladanan terhadap anggotanya. Seorang pemimpin
juga hendaknya memiliki jiwa Negosiatoris dengan kemampuannya dalam bernegosiasi dan mengutamakan musyawarah bersama untuk mencapai mufakat
adalah syarat mutlak demi kelangsungan dan kemajuan sebuah organisasi.
Memilih pemimpin bukanlah lantaran pilih kasih karena faktor kedekatannya apalagi karena hubungan kekeluargaan tetapi karena atas dasar
kemampuan dan pengalamannya,karena penulis pernah mendengar sebuah hadits mengatakan bahwa Barangsiapa memberikan amanah (kepemimpinan) kepada
seseorang lantaran pilih kasih, padahal ada orang lain yang lebih mampu, maka sesungguhnya ia telah menghiananti Allah Subanallahu wa Ta’ala dan
Rasul-Nya (wallahualam)
Hal penting yang perlu diingat bahwa seorang pemimpin bukanlah manusia yang paling kuat dan hebat di antara anggotanya, tetapi seorang
pemimpin itu dapat menjadi kuat dan hebat dikarenakan dukungan dan kepercayaan dari para anggotanya dan diperkuat oleh para stakeholdernya.
Semoga sepenggal tulisan ini mampu menjadi sebuah inspirasi yang bisa memotivasi sahabat-sahabatku di HW Unismuh Makassar untuk terus
memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman agar kelak setiap dari kita mampu menjadi pemimpin-pemimpin masa depan minimal menjadi
pemimpin untuk diri sendiri.buatlah sejarah kita sendiri,sejarah yang membuat orang-orang bangga karena pernah ada dalam sejarah itu.semoga
setiap dari sejarah yang kita torehkan dapat kembali mempertemukan kita bila tiba masanya kita berpisah.
Dalam tulisan ini saya (penulis)sama sekali tidak merasa lebih dari teman-teman yang lain,sungguh saya masihlah perlu banyak pembenahan dan untuk melihat artikel saya silahkan kilik artikel tentang Job Description
untuk diri saya sendiri.saya akhiri tulisan ini dengan kata "Hizbul Wathan Qabilah Universitas Muhammadiyah Makassar itu berisikan
Mahasiswa,maka berfikir dan betindaklah selayaknya seorang mahasiswa karena perjalanan sejarah bangsa ini tak luput dari perjuangan mahasiswa
dengan gerakan intelektualnya"
Rahmat Suatan.0412VII (Smapore VII)
Salam Hizbul Wathan!







0 komentar:
Post a Comment